*UANG BUKAN GALANYA* Aku menangis dalam persembunyian. Perih rasa hati ketika kudengar pertengkaran antara Ayah dan Ibu, hanya menyoalkan tentang Uang. Ayah bertanya. "Mengapa uang cepat sekali habis?" Dan ketika Ibu menjelaskan bahwa, "Memang kebutuhan rumah tangga dan biaya anak sekolah semakin mahal". Namun ayah tetap menyalahkan Ibu. Ayah menjustis bahwa Ibu memang "Boros" Tidak bisa mengatur uang belanja. Perdebatan mereka berlangsung lama, tanpa mereka sadari keberadaanku di dalam kamar yang mendengar semua perdebatan itu. Ayah dan Ibu tidak pernah ingin perdebatan mereka didengar ataupun dilihat oleh anak-anaknya. Aku terus menangis, ada sesak terasa di dada dan ada sesuatu yang mengganjal rasa sakit di tenggorokan, sepertinya aku tak mampu untuk menahan suara tangis yang ingin segera meledak. Aku tak ingin Ayah dan Ibu menyadari keberadaanku, akhirnya aku berfikir untuk keluar melalui jendela kamar. Segera aku berlari
Akan Indah Pada Waktun y a *widwee*pct Aku pernah berpikir mengapa harus kamu? Mengapa tidak orang lain saja? Aku tahu mencintaimu tidaklah mudah mesti melalui banyak ujian kesabaran. Aku tak pernah inginkan rasa ini. Saat kusadari bahwa aku telah jatuh cinta padamu, aku marah, aku benci, aku memberontak, aku protes, aku tidak inginkan rasa ini. Aku sadar bahwa aku bukanlah pribadi yang tangguh, aku tidak bisa lalui ujian-ujian karena mencintamu, aku tidak memiliki hati yang kuat dan aku pun tak mampu sabar setiap saat. Aku lari dari rasa itu. Namun bayangmu mengejarku dan mengikuti kemana aku pergi. Aku berusaha menguburnya di dalam tanah tapi ia malah tumbuh dan berbunga. Aku membuangnya di dasar laut tapi ia menjelma menjadi mutiara berkilau nun indah. Sampai hari itu tiba, di mana aku merasa lelah dan tak berdaya lagi untuk lari dari rasa itu. Semakin aku ingin melupakannya semakin ia muncul dalam ingatan. Akhirnya kubiarkan rasa itu menguasai diriku, kunikmati sa